Resopa Temmangingngi Namalomo Naletei Pammase dewata...
Home » , » SEJARAH MEMBERIKAN KESIMPULAN, PERGERAKAN YANG MEREVOLUSIONERKANNYA

SEJARAH MEMBERIKAN KESIMPULAN, PERGERAKAN YANG MEREVOLUSIONERKANNYA

Kesalahan Cara Memandang Gerakan/Pergerakan

Kesalahan cara memandang gerakan, yakni memandang gerakan hanya dari satu seginya saja, yakni segi yang negatif, bisa mengakibatkan hilangnya arah positif gerakan. Dan bila ini dibiarkan, akan mengakibatkan hancurnya semangat berjuang. Singkatnya: mengakibatkan hancurnya pergerakan itu sendiri. Adalah sungguh salah bila memandang gerakan dari satu seginya saja, apalagi bila bukan merupakan hasil dari kesimpulan dialektika sejarah. Harus dicamkan dalam-dalam, bahwa kenyataan/realitas apapun memiliki dua sisi, sisi yang negatif dan sisi yang positif; di dunia ini, tidak ada satu hal ihwal pun yang bersegi satu, yakni hanya segi negatifnya saja. Dan gerak (motion) maju sejarah merupakan hasil pergulatan (contradictions) segi yang positif dengan segi yang negatif. Akhirnya, dalam pergerakan yang memilki semangat yang tinggi --militansi yang tinggi-- segi positif sekecil apa pun (apalagi bila besar) harus diusahakan agar dikondisikan, dikonsolidasikan dan dimanfaatkan untuk mendorong maju pergerakan, merevolusionerkan pergerakan.

Kesalahan cara memandang ini disebabkan karena lemahnya alat analisa kaum pergerakan:

1. tidak dapat membedakan segi-segi yang positif dengan segi-segi yang negatif di dalam sejarah pergerakan;
2. tidak mau mengakui bahwa tahap-tahap sejarah pergerakan merupakan gerak yang dihasilkan oleh pergulatan segi-segi yang positif dengan segi-segi yang negatif;
3. terjerumus pada jebakan suatu gejala sesaat (snapshot), yang hanya dipandang segi negatifnya saja, tidak bisa dipandang segi positifnya;
4. idealis-romantis-penyedih dalam memandang polarisasi, seolah-olah polarisasi dianggap sesuatu yang negatif, sesuatu yang tidak boleh terjadi. Padahal, harus diakui, bahwa polarisasi merupakan konsekw Seperti yang telah disebutkan diatas, pergerakan Progresif-Kerakyatan-Radikal dekade 80-an telah berhasil membuka ruang demokrasi --walaupun masih terbatas-- yang dapat dijadikan sebagai senjata(peluang) bagi proses, gerak, selanjutnya ke arah pergerakan revolusioner. Ruang demokrasi yang telah dihasilkan oleh pergerakan Progresif-Kerakyatan-Radikal tersebut adalah:

1. Bentimen kerakyatan kini telah lebih populer, atau bermakna kembali di tengah-tengah massa. Kini lebih banyak orang dengan lebih mudah dan mencoba lebih mendalam berbicara soal rakyat-- bahkan rejim Orde Baru pun kini lebih giat berdemagogi kerakyatan. Kata rakyat dan atmosfir kerakyatan mulai beraroma lagi;
2. Baik langsung maupun tidak langsung, tingkat agitasi dan propaganda mulai melebar ke segala sektor masyarakat. Yang terpenting, rakyat kini mulai lebih sadar akan bobroknya rezim orde baru dan mendambakan alternatif yang lain --inilah yang disebut kekosongan, kevakuman, ideologi yang harus diisi dengan segera oleh pergerakan;
3. Tingkat mobilisasi, pengerahan, massa, dalam tingkat tertentu, sudah tidak bisa dikendalikan oleh rezim orde baru. Aksi massa, baik yang diorganisir maupun yang tidak, mulai banyak dilancarkan oleh berbagai sektor masyarakat;
4. tingkat militansi dan radikalisasi massa mulai meningkat. Berbagai tindakan penindasan oleh rezim orde baru terhadap pergerakan tidak dapat menghentikan gerak maju, peningkatan isi dan cara tuntutan massa;.
5. pembentukan organisasi massa tandingan (alternatif), dalam tingkat tertentu, sudah dapat dilaksanakan dan, dalam beberapa kasus, sudah tidak bisa dikendalikan lagi oleh rezim orde baru;
6. unsur-unsur maju di kalangan kaum pergerakan --baik yang sudah menyatakan diri maupun yang masih bimbang-- merupakan mayoritas.
Polarisasi yang keliru Dipandang Negatif oleh Kaum Pergerakan Progresif Kerakyatan Radikal

Sesuatu yang harus dipandang wajar --bukannya dipandang negatif-- dalam gerak perjuangan pergerakan progresif-kerakyatan-radikal adalah polarisasi. Karena polarisasi adalah konsekuensi logis ideologi, garis politik, dan keorganisasian dari pergerakan. Konsekuensi logis tersebut adalah polarisasi pergerakan menjadi berisi unsur maju dan unsur konservatif/reaksioner. Dan kita harus memadang unsur konservatif dan reaksioner tersebut sebagai bukan pergerakan, baik ideologinya, garis politiknya, dan keorganisasiannya. Apalagi bila polarisasi tersebut bukan merupakan hasil perbedaan, pertikaian politik --perbedaan ideologis, strategi dan taktik-- tapi hanya atas dasar intrik-ambisi pribadi borjuis kecil. Jadi, mengapa harus menolak polarisasi, menangisi polarisas, mengangisi perpisahan dengan unsur yang kini menjadi konservatif dan reaksioner. Biarkanlah yang menangis ditinggalkan revolusi yang sedang maju, yang konservatif dan reaksioner harus kita isolasi.

Tugas Kita, Kaum Pergerakan Progresif-Kerakyatan-Radikal

Tugas kita dalam merespon/menanggapi polarisasi adalah memanfaatkan atau memaksimalkan enam hal positif seperti telah disebut di atas, dengan jalan mengkonsolidasikan unsur-unsur maju dalam wadah organisasi yang lebih solid. Tujuannya jelas: _mengisolasi_ unsur-unsur konservatif dan reaksioner, serta meningkatkan kembali semangat unsur-unsur maju yang masih bimbang dan sedang menangisi polarisasi. Atau dengan kata lain: itulah apa yang dinamakan propaganda, cara memetik buah ranum sejarah pergerakan Progresif-kerakyatan-Radikal. Kita tidak membutuhkan unsur-unsur konservatif dan reaksioner. Kondisi objektif sejarah kita yang lalu telah membuktikan bahwa ruang demokrasi (lihat enam segi positif di atas) telah dan hanya berhasil dibuka --walaupun masih terbatas-- oleh unsur-unsur radikal-militan-pelopor. Bukti sejarah --lihat lagi enam segi positif di atas-- tidak bisa diingkari. Bahkan sekarang pun kita masih belum membutuhkan unsur-unsur moderat; Sekarang, tanpa unsur-unsur Radikal-Militan-Pelopor, kotak pandora pergerakan Rakyat-revolusioner sama sekali tidak akan bisa dibuka.

0 komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget